BAGAIMANA SIH CARA MEMBUAT
FOTO BAGUS ?
Pertama-tama
sebelum memasuki pembicaraan tentang fotografi dan cara membuat foto yang
bagus, maka kita harus menyepakati arti kata bagus itu dulu.
Pengertian bagus sangatlah subyektif dan relatif. Karena bagus bagi seseorang
belum tentu bagus bagi yang lain. Meskipun demikian, ada benang merah yang bisa
kita terapkan untuk mendasari kita menilai sebuah foto.
Dasar penilaian obyektif dalam menilai sebuah
foto adalah teknik-kreatif-komunikatif.
Persoalan teknik menjadi pondasi penciptaan
karya foto.
Jika kita melihat sebuah foto tidak fokus,
maka foto tersebut tidak bisa kita sebut bagus. Jika pencahayaannya
kurang (under exposure), maka secara teknik juga jauh dari bagus.
Masalah fokus, pengukuran exposure, pemilihan lensa, kesalahan pemilihan
resolusi image, ISO tidak tepat, white balanced menyimpang,
dan persoalan lain seputar pengoperasian kamera, adalah ketrampilan penguasaan
teknik. Dalam hal ini seorang fotografer harus menguasainya dan menjadibasic atas
ketrampilan berikutnya.
Masih di wilayah teknik, adalah penguasaan
ketrampilan menatalighting. Fotografi tanpa lighting bukanlah
fotografi. Cahaya dibutuhkan fotografer seperti kebutuhan pelukis atas cat atau
tinta. Menurut akar katanya, fotografi adalah melukis dengan cahaya. Tidak ada
cahaya, fotografer tidak bisa memotret.
Cahaya dibutuhkan tidak hanya karena cahaya
adalah bahan terjadinya foto. Namun lebih dari itu, dengan cahaya pula seorang
fotografer dapat bercerita lebih baik. Karena dengan cahaya, karakter obyek
dapat diungkapkan. Cahaya yang menyinari obyek dapat diarahkan sesuai keinginan
fotografer. Bisa dari depan, samping atau belakang. Bisa membuat siluet kalau
cahaya dari belakang, bisa memunculkan tekstur kalau cahayanya dari samping
atau menyamarkan jerawat kalau cahayanya dari depan.
Cahaya juga dapat memunculkan kesan maskulin
jika fotografer menyinari obyek dengan cahaya langsung. Bisa juga berkesan
feminin jika obyek disinari dengan cahaya yang sudah dibaurkan atau
dipantulkan. Ketrampilan penguasaan tata lighting ini akan
menyebabkan seorang fotografer mampu bertutur dengan baik melalui media
fotografi.
Selanjutnya adalah ungkapan kreatif-artistik.
Fotografi mau tidak mau adalah salah satu
media bagi bahasa komunikasi visual yang masuk dalam khasanah seni rupa. Dengan
kamera dan cahaya, seorang fotografer mengungkapkan ide, gagasan dan pesan
kreatifnya. Ungkapan kreatif-artistik tersebut dapat terwujud dengan baik, jika
penempatan obyek di dalam viewer tertata baik komposisinya.
Penataan komposisi ini menjadi basic atas hasil sebuah foto
terlihat indah atau tidak. Penataan komposisi yang tidak tepat menjadikan
sebuah foto kehilangan gregetnya.
Penataan komposisi adalah masalah sense
of art.
Seorang pemula yang ingin menguasai
ketrampilan penataan komposisi, harus melalui pelatihan kepekaan rasa. Cara
mudah melatih kepekaan rasa melihat adalah dengan learning by seeing.Banyak
melihat foto indah atau banyak mengamati lukisan-lukisan indah. Semakin banyak
melihat semakin baik. Karena memori melihat gambar yang indah akan menjadi
referensi ketika mencipta sebuah foto yang indah.
Berikutnya adalahlearning by doing.
Adalah omong kosong belaka jika belajar
fotografi hanya dengan menguasai teorinya saja dengan tidak pernah melakukan
pemotretan. Kesempurnaan hanya dapat dicapai dengan banyak latihan. Latihan
terbaik adalah memotret. Bawalah kamera kemanapun kita pergi. Potretlah apa pun
yang menurut kita layak kita potret. Lakukan pemotretan dengan dasar-dasar
teori yang pernah dipelajari. Lakukan pemotretan dengan jangan asal jepret.
Sebelum memotret lakukan pengamatan terlebih dahulu.
Lihat, amati, pertimbangkan, arahkan kamera,
pilih mode operasional kamera yang sesuai, tunggu saat yang tepat, baru jepret.
Pemotretan yang asal jepret akan menghabiskan kapasitas memory
card. Selain itu juga akan menjadikan kita sibuk setelahnya, karena akan
banyak foto yang akan kita delete. Belum lagi dengan usia kamera
yang makin menyusut, karena pemakaian yang berlebihan.
Setelah kita menguasai teknik operasional
kamera, lighting, dan komposisi, maka kita tidak akan kesulitan
untuk mencoba berkata-kata dengan bahasa fotografi. Masalah teknik adalah tata
bahasa. Foto adalah media komunikasi visual. Untuk dapat menguasai bercerita
dengan foto maka kita harus menguasai tekniknya dulu. Jika belum apa-apa kita
pengin ngomong dengan fotografi padahal kita belum mengerti
tekniknya, maka kita berlaku seperti anak kecil yang baru belajar ngomong dan
mengeluarkan semua kata yang dikuasainya. Akibatnya, orang lain pun tidak
mengerti maksud dari si anak tadi.
Oleh karena itu, belajar teknik adalah mutlak
perlu. Belajarlah secara bertahap. Step by step. Jangan
tergesa-gesa melangkah ke anak tangga berikutnya jika anak tangga terbawah
belum dijejak. Bila memaksa diri maka kita akan menjadi frustrasi dan akan
kehilangan kenikmatan melalui proses pembelajaran yang benar. Pelatihan
fotografi membutuhkan proses. Belajar fotografi membutuhkan pemahaman teori dan
pengendapan rasa. Meskipun tidak ada cara instan belajar fotografi, namun ada
cara mudah mencapainya.
Cara termudah belajar fotografi adalah dengan
dipandu fotografer senior yang menguasai cara mengajar dengan benar. Banyak
fotografer hebat, namun belum tentu hebat ketika mengajarkan ilmunya.
Belajar fotografi bisa secara otodidak, namun
akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak ada yang mengevaluasi atau
membetulkan jika kita salah. Cara termudah adalah dengan bimbingan fotografer
lain.
Hanya masalahnya apakah kita dapat mengganggu
fotografer senior dengan pertanyaan-pertanyaan kita kapan pun kita mau? Tentu
saja tidak! Oleh karena itu pilihlah pembimbing yang memang meluangkan waktunya
untuk membimbing pemula. Pilihan terbaik hanyalah melalui kursus
fotografi online. Kapan pun kita punya masalah, kita bisa
melayangkan email dan meminta penjelasan.Simple dan flexible.
Menjadi seorang fotografer adalah masalah
pilihan. Kita mau menjadi fotografer yang mampu membuat foto-foto cantik atau
cukup puas dengan foto-foto asal jepret. Jika kita ingin membuat
foto indah maka kita harus belajar dengan melalui tahapan tadi. Bila kita hanya
ingin memotret dengan asal jepret, maka Anda membuang waktu dengan
membaca artikel ini.
Selamat memotret, tapi jangan asal jepret!
No comments:
Post a Comment